Ekspor alpukat menjadi suatu proses yang melibatkan berbagai banyak pemilik kepentingan. Berbagai pihak mulai dari petani, pengirim, perantara dan lembaga pemerintah. Tren mengekspor alpukat mulai naik ketika Jepang secara resmi menambah kuota eskpor pisang dan nanas dari Indonesia menjadi 10 ribu ton dan 8 ribu ton per tahun.
Lantas bagaimana bahasan lengkap dari potensi dan apa yang menjadi rahasia dari bisnis ekspor alpukat di Indonesia. Simak artikel mengenai penjualan alpukat secara internasional berikut ini!
Apa Itu Buah Alpukat
Alpukat merupakan jenis buah yang memiliki kandungan lemak tinggi, sekitar 20 kali lebih tinggi dibanding buah-buahan lain. Nama latin tanaman alpukat adalah Persea americana. Tanaman alpukat bukan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari dataran rendah/tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18.
Mengenal Ekspor Alpukat
Mengekspor alpukat tidak jauh berbeda dari dari kegiatan ekspor buah lainnya. Kegiatan tersebut mengacu pada proses penjualan dari satu negara ke negara lain. Penjualan buah tropis ini sangat diminati karena rasanya, nilai gizinya, dan keserbagunaannya dalam memasak.
Untuk mengekspor alpukat, buahnya harus ditanam, dipanen, dan disiapkan untuk pengiriman sesuai dengan standar dan peraturan internasional. Di negara pengimpor, alpukat harus menjalani prosedur pemeriksaan agar memenuhi standar kualitas dan keamanan negara pengimpor.
Jenis alpukat eskpor asal Indonesia
Ekspor alpukat Indonesia mengandalkan jenis pameling. Buah alpukat jenis ini cukup istimewa, ukurannya cukup besar antara 600 gram hingga 2 kilogram. Bentuknya lonjong memiliki buah atau daging tebal, berwarna kuning mentega dengan biji yang kecil.
Jenis pameling ini mencapai hasil produksi sebanyak 400 ton untuk siap mengekspor pertahunnya. Alpukat dengan harga harga jualnya Rp30 ribu per kilogram di dalam negeri berasal dari kota Malang. Budidaya Alpukat ini tergolong sukses karena pemupukan berimbang pada pertanian alpukat.
Baca Juga: Dijamin Budidaya Sayuran Anda Sukses Jika Ikuti 8 Cara Ini!
Potensi Ekspor Alpukat
Bisnis ekspor alpukat berpotensi menjadi industri yang menguntungkan. Potensi lainnya yaitu pasar berkelanjutan bagi negara-negara yang mampu tumbuh dan menghasilkan alpukat berkualitas tinggi, layaknya Indonesia.
Untuk memaksimalkan potensi bisnis ekspor alpukat, Indonesia perlu fokus untuk memproduksi alpukat berkualitas tinggi yang memenuhi standar dan preferensi negara pengimpor. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi potensi bisnis ekspor alpukat. Hal tersebut meliputi:
1. Kualitas dan kuantitas alpukat yang diproduksi
Masalah ini menjadi hal yang penting bagi petani alpukat. Sering terjadi dalam pertanian alpukat saat permintaan pasar terlalu tinggi justru mengakibatkan kualitas alpukat menurun. Hal ini menjadi pertimbangan karena tren permintaan pengeskporan buah ini sedang meningkat namun pengelolaan dan perbandingan kuantitas dan kualitas alpukat di Indonesia masih belum baik.
2. Permintaan alpukat di negara pengimpor
Untuk meningkatkan penjualan ekspor buah tentunya harus ada negara yang siap menjadi negara pengimpor. Banyak negara di Asia salah satunya Jepang yang sudah mengumumkan secara resmi akan mengimpor alpukat dari Indonesia.
Negara yang memiliki hasil ekspor perlu memikirkan kemana hasil panennya akan dipasarkan. Dikabarkan Indonesia mendapat tawaran dari Rusia dan Jepang yang siap menerima hasil panen alpukat unggulan Indonesia.
3. Daya saing pasar ekspor alpukat
Negara pengekspor alpukat yang paling tinggi saat ini masih dipegang oleh Meksiko, yaitu 1 juta ton per tahun. Indonesia untuk ekspornya baru mencapai 400 ton per tahun. Indonesia saat ini ada di peringkat 5 dunia.
Ini membuktikan daya saing komoditas ekspor alpukat Indonesia masih bisa bersaing dengan negara pengekspor lainnya. Tentunya ini menjadi modal besar untuk meningkatkan kuantitas serta kualitas komoditas buah alpukat.
4. Ketahanan alpukat siap ekspor
Ketahanan produk saat akan diekspor menjadi salah satu kunci kesuksesan bisnis ini. Alpukat yang akan diekspor perlu melwati beberapa tahapan sebelum diterbangkan ke negara pengimpor. Proses tersebut membutuhkan cold room yang besar dan memiliki ketahanan suhu yang stabil.
Suhu cold room yang baik untuk menyimpan buah adalah 2.7 – 7 derajat celcius. Cold room PND memiliki suhu yang bisa disesuaikan mulai dari –5°C hingga -25°C untuk berbagai produk termasuk untuk menunjang operasional bisnis ekspor alpukat.
Baca Juga: Ekspor Nanas: Penjelasan dan Potensinya
Persyaratan Ekspor Buah Alpukat
Umumnya, negara pengimpor menetapkan sejumlah persyaratan untuk negara pengekspor. Persyaratan tersebut untuk menjamin kualitas dan kebersihan komoditas buah yang dikirim. Persyaratan umum yang ditetapkan oleh negara pengimpor antara lain:
- Alpukat bebas dari Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT)
- Alpukat bebas dari residu pestisida
- Alpukat bebas dari cemaran mikroba
- Alpukat yang di ekspor memiliki dokumen Phytosanitary Certificate (PC).
Ekspor Alpukat dalam beberapa tahun kedepan akan menjadi komoditas baru yang siap bersaing dengan buah tropis lain dari Indonesia. Operasional ekspor alpukat harus mulai ditingkatkan mulai dari proses penanaman, perawatan, masa panen, dan penyimpanan hasil panen. Cold room PND hadir dan siap membantu petani alpukat untuk mempertahankan kualitas panen alpukat sebelum diekspor ke negara tujuan.
Baca Juga: Ketahui Apa Itu Urban Farming?
PND Ice Making System adalah perusahaan penyedia mesin es dan ruang pendingin yang telah melayani project di seluruh Indonesia. Kami menyediakan Cold room untuk sektor pertanian dan agrikultur, produk perikanan dan hasil laut, es batu atau es kristal, serta produk lainnya yang membutuhkan penyimpanan suhu rendah.
Bagi pelaku industri, PND juga menyediakan mesin es balok, mesin es slurry, dan mesin es flake yang dapat memenuhi kebutuhan berbagai sektor. Konsultasikan kebutuhan Anda bersama tim profesional kami sekarang!